BLOG INI BERISI BUAH PEMIKIRAN TENTANG
IMAN KEPADA YESUS KRISTUS
Maka segala info yang berkait dengan
TIADA2.COM
diluar tanggungjawab pemilik blog.
Jadi info dalam blog ini
Untuk
IMAN KEPADA YESUS KRISTUS
TUHAN dan JURU SELAMAT
Sample Text
Didaktik Kristen
BAHAN AJAR DIDAKTIK KRISTEN
Materi ini telah
saya sampaikan di Program Magister Divinity
Standar
Kompetensi : Mampu menerapkan
teori-teori didaktik dalam tugas didaktik khusus di
tempat tugas
Metode Pembahasan (penelitian/pengkajian) materi
didaktik
Metode
pembahasan didaktik ini didasari pada metode berpikir induktif (berpikir dari yang
khusus yaitu dari Alkitab) ke deduktif (berpikir
secara umum dengan memanfaatkan teori-teori umum tentang didaktik.
Kompetensi Dasar
1.
Menemukan
Data-data Kanon Kristen tentang Didaktik (Mengajar), Paidagogi (Pendidikan) dan
merumuskan definisi Didaktik dan Paidagogi berdasarkan data-data tersebut.
Pembahasan
materi didaktik di sini agak berbeda dengan pendekatan pada umumnya. Biasanya
di dalam buku-buku didaktik selalu dimulai dengan pembahasan pengertian
didaktik yang didasarkan pada referensi buku-buku pendidikan agama maupun
pendidikan umum. Di dalam pembahasan
ini, saya mulai dengan usaha menemukan data-data tentang didaktik berdasarkan
Alkitab. Usaha ini bermaksud untuk memberi kepastian bahwa mengajar adalah
bagian dari kesaksian Alkitab. Jika demikian maka mengajar adalah sebuah
aktivitas pelayanan yang dikehendaki Tuhan. Di sini mengajar menjadi bagian
kehendak Tuhan, Ia sendiri melakakukan tugas mengajar itu, dan Ia memanggil orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan dikarunia karunia mengajar untuk mengajar umat-Nya memahami
kehendak-Nya. Maka tepatlah kata para ahli PAK, mengajar adalah tugas gereja.
Yesus di dalam pelayanan-Nya penuh dengan tugas mengajar. Jadi, kita memiliki
dasar yang kuat untuk percakapan dan perwujudan didaktik.
Selanjutnya, berdasarkan
temuan akan data-data di dalam Alkitab tentang mengajar, kita merumuskan
hal-hal yang berkait dengan didaktik, seperti: pengertian didaktik, jenis
didaktik, pelaku didaktik, metode didaktik, tempat didaktik, isi didaktik,
objek didaktik, peserta didik dalam didaktik dan lain-lain yang berkait dengan
didaktik dapat kita rumuskan berdasarkan temuan tersebut.
Adanya fakta di
dalam Alkitab yang begitu kuat menyatakan tentang mengajar
memberi kita semangat yang berkobar-kobar untuk mengajar. Bila di dalam Alkitab terdapat banyak
keterangan tentang didaktik (mengajar) maka kita berkata, istilah ini/didaktik
(ilmu mengajar) sebelum dikenal dan dibicarakan secara ilmiah dalam satu
disiplin ilmu pendidikan umum dan pendidikan agamawi non ekklesia Israel dan
Gereja, istilah dan praktik didaktik sudah disaksikan di dalam Alkitab yang
merupakan histori Tuhan. Saya kira,
tidak ada dalam kitab-kitab suci non Kristen yang memuat data begitu kuat
tentang didaktik selain Alkitab. Oleh karena itu mari kita bersemangat untuk
melaksanakan didaktik Kristus di Indonesia melalui lembaga pendidikan swasta
maupun negeri, secara khusus di Gereja.
Memang kita
sadari bahwa Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani sehingga tidak kita
tidak akan menemukan kata didaktik di dalamnya, tetapi bila kita membaca
Perjanjian Lama di dalam terjemahan XLL (terjemahan Septuaginta) maka akan
ditemukan kata-kata Yunani tentang didaktik.
Para mahasiswa
yang sudah menerima tugas dan bersedia mengerjakannya secara ilmiah patut
diberi ucapan terimakasih. Semoga karya anda menjadi berarti bagi mereka-mereka
yang bergumul di dalam tugas didaktik, baik di Gereja, sekolah dll.
Para mahasiswa
Program M.Div. akan berusaha melihat data-data dalam Perjanjian Lama tentang
didaktik, kata-kata ibrani yang dipakai untuk setiap ayat yang berhubungan
dengan didaktik.
Didaktik di dalam Perjanjian Lama
Ø
Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus
kaukatakan."
Mengajar
adalah(penyambung lida Allah ) meyakinkan orang lain untuk mengerti materi
yang diajarkan.
|
|
Dan TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab
bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar.
|
|
supaya mereka jangan mengajar
kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian, yang dilakukan mereka bagi allah
mereka, sehingga kamu berbuat dosa kepada TUHAN, Allahmu.
|
|
Lalu Manoah memohon kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan,
berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu, datang pula kepada kami dan mengajar kami, apa yang harus kami
perbuat kepada anak yang akan lahir itu."
|
|
yang mengajar
tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.
|
|
Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur
hidupnya, selama imam Yoyada mengajar
dia.
|
|
Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa
pembesarnya, yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota Yehuda.
|
|
Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab
Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.
|
|
Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan
melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel.
|
|
(8-10) Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam
Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang
Lewi yang mengajar orang-orang
itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN
Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu
menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
|
|
Dan Engkau memberikan kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk
mengajar mereka. Juga manna-Mu
tidak Kautahan dari mulut mereka dan Engkau memberikan air kepada mereka
untuk melepaskan dahaga.
|
|
Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau
kuatkan;
|
|
Kesalahanmulah yang mengajar
mulutmu, dan bahasa orang licik yang kaupilih.
|
|
"Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi
Allah.
|
|
(18-35) yang mengajar
tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga.
|
|
Aku hendak mengajar
dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi
nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.
|
|
Ya Allah, Engkau telah mengajar
aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang
ajaib;
|
|
Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah
yang mengajar aku.
|
|
Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan
jari-jariku untuk berperang;
|
|
Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya
engkau mengajar aku. Akan kuberi
kepadamu anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku.
|
Ayat-ayat di
atas menunjukkan kepada kita akan adanya bukti-bukti yang kuat tentang
mengajar.
Jadi, kita telah
menemukan data-data Alkitab tentang
didaktik (mengajar) sebanyak 20 ayat di dalam Perjanjian Lama. Memang harus
disadari bahwa didaktik yang dibicarakan dalam Alkitab tidaklah dalam arti ilmu
didaktik sebagai suatu ilmu yang bercerai/berpisah/berdiri sendiri sebagai
suatu ilmu mandiri dari induknya yaitu
ilmu pendidikan sebagaimana yang dikenal dalam ilmu didaktik. Tetapi yang mau
ditegaskan di sini yakni kegiatan mengajar (menyampaikan pengetahuan yang
berguna) sudah dimulai oleh Allah dan diteruskan di dalam umat pilihan-Nya.
Adam dan Hawa mengajar anak-anaknya, Nuh dan isterinya mengajar anak-anaknya,
Abraham dan isterinya mengajar anak-anaknya dan seterusnya sampai terbentuknya
Israel sebagai bangsa pilihan meneruskan kegiatan mengajar. Misalnya Musa
mengajar umat Israel. Uraian sistematisnya lihat dalam bagian Sejarah didaktik
Agama Yahudi.
Ø Didaktik di dalam Perjanjian Baru
Para ahli
Pendidikan Umum, khususnya S. Nasution ketika membahas materi didaktik di dalam
bukunya yang berjudul Didaktik- Asas-asas
Mengajar, menyatakan bahwa didaktik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
kata didaskein yang berarti
pengajaran dan didaktikos berarti
pandai mengajar. Namun usaha memahami didaktik yang akan kita lakukan di sini, tidak dimulai dengan pengertian Nasution,
walaupun ada kebenaran di dalam definisi Nasution, tetapi pengakuan itu akan
muncul kemudian. Penegasan ini perlu karena metode yang saya pakai yaitu
induktif ke deduktif atas topik didaktik.
Di atas saya
sudah katakana bahwa metode pendekatan dalam pembahasan materi didaktik adalah
induktif, maka pengertian tentang
didaktik yang berhubungan dengan dua kata Yunani didaskein dan didaktikos tidak
dimulai dengan pandangan ahli pendidikan umum seperti yang disebutkan di atas.
Hal itu disebabkan karena kita memiliki sumber yaitu Perjanjian Baru yang ditulis
di dalam bahasa Yunani. Kita akan
menemukan data dan pengertian yang lebih luas tentang didaktik.
Terimakasih
untuk para mahasiswa pascasarjana program Magister of Divinity yang sudah
bersedia menerima tugas mencari kata-kata Yunani tentang didaktik yang dipakai
dalam ayat-ayat di dalam Perjanjian
Baru. Berdasarkan temuan-temuan mereka (para mahasiswa) akan kata didkatik di
dalam Perjanjian Baru, kita secara bersama-sama merumuskan variable-variabel
didaktik seperti: pengertian didaktik, metode mengajar dll yang berhubungan
dengan didaktik.
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat
dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan.
|
|
Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas
murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar
dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
|
|
Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang
di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari
mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
|
|
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam
kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan
kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan
kuasa itu kepada-Mu?"
|
|
Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak:
"Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan
pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak
menangkap Aku.
|
|
Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus
segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
|
|
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh
orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia
mengajar mereka.
|
|
Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau.
Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia,
sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.
|
|
Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu
Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
|
|
Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah
seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia;
dan seperti biasa Ia mengajar
mereka pula.
|
|
Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli
Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?
|
|
Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea,
lalu mengajar di situ pada
hari-hari Sabat.
|
|
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk
mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari
Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang
sakit.
|
|
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat,
lalu mengajar. Di situ ada seorang
yang mati tangan kanannya.
|
|
Ketika Yesus selesai mengajar,
seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke
rumah itu, lalu duduk makan.
|
|
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun,
sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
"Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
|
|
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu
rumah ibadat pada hari Sabat.
|
|
Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan
dari desa ke desa sambil mengajar
dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
|
|
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil,
datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ,
|
|
Pada siang hari Yesus mengajar
di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang
bernama Bukit Zaitun.
Rasul
Paulus Mengajar
Kis. 13:43. Setelah
selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang
takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya
mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah
1 Kor. 12: 28 dan 29 … pengajar ….
|
Berdasarkan data
dari Perjanjian Baru, kita mendapat 23 ayat yang membicarakan tentang mengajar
dan 2 ayat tentang pengajar. Jadi, kita memiliki dasar di dalam Perjanjian Baru
yang sangat kuat mengemukakan fakta tentang mengajar.
Saya kira tidak ada kitab suci di luar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang
memuat tentang informasi kegiatan mengajar. Berdasarkan itu maka mengajar
adalah panggilan Gereja. Gereja terpanggil untuk melaksanakan tugas mengajar
dan misi (memberitakan Injil Yesus Kristus). Yesus pun melakukan kegiatan
mengajar dan memberitakan Injil. Dua tugas yaitu mengajar dan pemberitaan harus
berjalan bersama-sama. Singkatnya kita
telah mencapai kompetensi dasar yang pertama yaitu menemukan data-data di dalam
Alkitab, khususnya data-data mengajar di dalam Perjanjian Baru.
Ø Paidagogi (mendidik) dan di dalam Perjanjian Lama
2
Raj. 10:6
Ams.
6:23
Ams.
9:7
Data-data
tentang didikan
Ayub
5:17 Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu
janganlah engkau menolak didikan Yang
Mahakuasa.
Ams.
1:2untuk
mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna,
Ams.
1:3untuk
menerima didikan yang menjadikan
pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran,
Ams.
1:7Takut
akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan.
Ams.
1:8Hai
anakku, dengarkanlah didikan ayahmu,
dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
Ams.
3:11Hai
anakku, janganlah engkau menolak didikan
TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Ams.
4:1Dengarkanlah,
hai anak-anak, didikan seorang ayah,
dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
Ams.
4:13Berpeganglah
pada didikan, janganlah
melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
Ams.
5:12lalu
engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;
Ams.
5:23Ia
mati, karena tidak menerima didikan
dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.
Ams.
8:33Dengarkanlah
didikan, maka kamu menjadi bijak;
janganlah mengabaikannya.
Ams.
10:17Siapa
mengindahkan didikan, menuju jalan
kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.
Ams.
12:1Siapa
mencintai didikan, mencintai
pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.
Ams.
13:1Anak
yang bijak mendengarkan didikan
ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.
Ams.
13:18Kemiskinan
dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan,
tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.
Ams.
15:5Orang
bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi
siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
Ams.
15:10Didikan yang keras
adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada
teguran akan mati.
Ams.
15:32Siapa
mengabaikan didikan membuang dirinya
sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
Ams.
15:33Takut
akan TUHAN adalah didikan yang
mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Ams.
19:20Dengarkanlah
nasihat dan terimalah didikan, supaya
engkau menjadi bijak di masa depan.
Paidagogos
(mendidik) di dalam Perjanjian Baru
2 Tim. 3:16
Tit. 2:4
Tit. 2:12
Ibr. 12:10
Data-data
tentang dididik/pendidik
Roma 2:20 Pendidik orang bodoh, dan
pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hokum Taurat engkau memiliki
kegenapan segala kepandaian dan kebenaran
1 Kor. 4:15 Sebab sekalipun kamu
mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa.
Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang
kuberitakan kepadamu.
Alkitab tidak
hanya memuat data-data tentang mengajar
(didaktik) tetapi juga data-data tentang pendidikan (Paidagogi).
Ø Merumuskan Definisi Didaktik berdasarkan data PL dan
PB
Definisi berdasarkan beberapa ayat di dalam
Perjanjian Lama
Setelah kita temukan
data-data tentang didaktik maka kita juga dapat
merumuskan suatu definisi tentang mengajar berdasarkan informasi yang
kita dapatkan di dalam Alkitab. Definisi didaktik itu kita bagi menjadi dua
bagian, yaitu didkatik dalam konteks Tuhan sebagai pengajar dan manusia sebagai
pengajar. Berikut ini hanya diberikan beberapa contoh definisi berdasarkan ayat
yang dipilih. Data-data mengajar di dalam ayat-ayat Alkitab, baik PL dan PB
yang tidak sempat dibuat rumusan definisi dapat dibuat oleh mahasiswa.
Definisi mengajar berdasarkan Kel. 3 dan 4 (definisi
dengan metode induktif gaya Sokrates ttg serangga)
Didaktik
(Mengajar) adalalah kesediaan Tuhan membimbing pengalaman Musa untuk mampu berkomunikasi kepada bangsa Israel
tentang Tuhan yang menampakkan diri kepadanya.
Definisi mengajar berdasarkan Hak. 13:8 (definisi dengan metode induktif gaya
Sokrates ttg serangga).
Mengajar adalah
kesediaan Abdi Allah sesuai utusan Tuhan untuk
membantu keluarga Manoah memiliki kecakapan ketrampilan (apa yang harus
kami perbuat kepada anak yang akan dilahirkan itu) membimbing anak yang dilahirkan isteri
Manoah.
(Hak. 13:8 “Lalu Manoah memohon kepada TUHAN, katanya:
"Ya Tuhan, berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu, datang pula
kepada kami dan mengajar kami, apa
yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu.").
Mengajar adalah sebuah zending/sebuah misi (pergi) atau
mengajar adalah tindakan pergi karena perintah Tuhan untuk mengajar orangtua
atau kepala keluarga tentang bagaimana mendidik anak.
STTIJA:
Abraham:
Mengajar adalah manoah menerima pesan dari Abdi Allah atas
perintah Allah untuk mendidik anak-nya
Mengajar adalah permohonan pada Tuhan untuk memberikan
seorang pengajar untuk mengajar apa yang harus dibuat.
Mengajar adalah belajar untuk mengajar apa yang harus
diperbuat
Definisi mengajar berdasarkan 2 Raj. 12:2.
Mengajar adalah
kesediaan imam Yoyada menuntun Yoas untuk melakukan apa yang benar di mata
Tuhan (2 Raj. 12:2 “Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan seumur
hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia”).
Definisi mengajar berdasarkan beberapa ayat di dalam
PB
Definisi
mengajar berdasarkan Mat. 9:35
Mengajar adalah
kesediaan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa untuk mengajar di Sinagoge
(rumah-rumah ibadah orang Yahudi) dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
(Mat. 9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat
dan memberitakan
Injil Kerajaan Sorga (lokasi atau
sifat?)serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan). (Isi mengajar itu
torat/dan menyampaikan sesuatu yang belum diketahui…)
Definisi
Definisi
mengajar berdasarkan Mat. 26:55
Mengajar adalah kesediaan Yesus membimbing orang di dalam
bait Allah di Yerusalem
(Mat. 26: 55). Pada saat itu Yesus berkata kepada orang
banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang
dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak
menangkap Aku).
Definisi
mengajar berdasarkan Mat. 21:23
Mengajar adalah menuntun orang dengan hikmat dan kuasa untuk
mengadakan mujizad
(Mat. 21: 23 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar
orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata:
"Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan
mujizat-mujizat itu?)
Definisi
mengajar berdasarkan Luk. 12:1
Mengajar adalah membantu murid waspada terhadap ragi yaitu
kemunafikan orang Farisi.
(Luk. 12: 1 “Sementara
itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka
berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar,
pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi,
yaitu kemunafikan orang Farisi”)
2.
Data-data
Alkitab tentang tempat dan Metode Didaktik
1.
Tempat
didaktik
Perjanjian
Lama:
di
gunung Horeb/gunung Allah (Kel. 3:1-22)
di
padang belantara (ketika Musa mengajar umat Israel dalam perjalanan menuju
Kanaan)
Ketika
memasuki Kanaan
Pendidikan
berlangsung di rumah, Bait Allah dan Sinagoge
PB:
Bait Allah, Sinagoge,
Bukit,
di pinggir danau, di perahu dll.
2.
Metode Didaktik
Semak
duri yang menyala
Figuratif
Tipologi
Alegori
Percakapan
langsung (Tuhan dengan Musa, Tuhan dengan Yosua dan Nabi-nabi Israel)
Tanya
jawab (antara Musa dengan Tuhan. Kel. 3:1-22 dan Kel. 4:1-31)
Tuhan
mengajar Musa berdampak atau membuat Musa sadar dan kembali menjumpai umat
Israel di Mesir untuk membawa mereka keluar dari Mesir menuju Kanaan.
Metode
mengajar di dalam PB
Tanya
Jawab
Perumpamaan
Percakapan
Perjumpaan
Alegori
Pengalaman
langsung (Kasus angin ribut)
Demonstrasi
kuasa Tuhan (Mujizat)
Tamsil
Pepatah
Puisi
dll
3.
Para
Pelaksana Didaktik menurut data Alkitab (Guru)
1.
Perjanjian
Lama
Tuhan
Adam
dan Hawa
Nuh
Abraham
Musa
Yosua
Para
Nabi
Para
Imam
2.
Perjanjian Baru
Yesus
Rasul
(Paulus dan Barnabas)
4.
Sejarah
Didaktik Agama (Ilmu Didaktik) Komunitas ekklesia
1.
Didaktik Yahudi
Pendidikan
Agama Sebelum Memasuki Tanah Perjanjian
Ø
(Didaktik
Agama) Pendidikan Agama mulai ketika agama sendiri mulai muncul dalam hidup
manusia. Tiap-tiap agama di dunia ini mempunyai system pendidikannya
sendiri-sendiri. Entah bagaimanapun isi, cara dan bentuknya pendidikan itu,
namun pasti ada. Setiap agama merasa perlu mengajar anak-anak muda tentang
kepercayaan, adat-istiadat dan kebaktian agama itu.
Ø
Berkenaan
dengan itu tiap-tiap agama mempunyai guru-guru dan lembaga-lembaga yang
ditugaskan menjalankan pendidikan agama itu. Tegasnya, selama ada agama, ada
pula pendidikan agama (didaktik agama).
Ø
Akan
tetapi, bilakah pendidikan agama Kristen di mulai? Pendidikan Agama Kristen
berpangkal kepada persekutuan umat Tuhan di dalam di dalam PL. Jadi pada
hakikatnya dasar-dasarnya sudah terdapat dalam sejarah Suci purbakala. PAK itu
mulai dengan terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan,
bahkan PAK berpokok kepada Allah sendiri, karena Allah yang menjadi Pendidikan
Agung bagi umat-Nya.
Ø
Para
Didaktik dalam PL
Nenek moyang kaum Israel,
Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru bagi seluruh keluarganya. Sebagai
bapak-bapak dari bangsanya, mereka bukan saja menjadi imam yang menjadi
pengantara antara Tuhan dengan umat-Nya, tetapi juga menjadi guru yang
mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang mulia itu dengan segala
janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun-temurun. Tuhan telah
memilih dan memaggil Abraham dari jauh untuk melayani kehendak-Nya yang agung
itu guna keselamatan seluruh umat manusia. Bimbingan dan maksud Tuhan itu perlu
dijelaskan kepada segala anak-cucunya.
Ø
Ishak
meneruskan pengajaran yang penting itu dan kemudian anaknya Yakub pula menanamkan
segala perkara ini ke dalam batin anak-anaknya. Yusup menyimpan
pelajaran-pelajaran itu dalam hatinya kemana saja ia pergi, biar dalam
pengasingannya sekalipun, sehingga pengetahuan akan janji-janji Tuhan itu tetap
terpelihara oleh bangsa Israel.
Ø
Musa
selain menjadi Nabi, pemimpin bagi umat-Nya dalam pembebasan dari Mesir,
menjadi panglima, tetapi juga menjadi guru dan pemberi hukum-hukum bagi mereka.
Fungsi terakhir ini menjadi tugas yang paling penting, mengingat pertumbuhan
suku-suku Israel zaman itu menjadi satu bangsa yang utuh dan istimewa sifatnya.
Musa mendidik mereka di padang belantara dan mengatur pendidikan itu dengan
jitu dan tepat, agar pengajaran agama, yang member dasar seluruh kehidupan umat
Tuhan itu, akan dilanjutkan pula oleh pengganti-penggantinya kemudian.
Ø
Yosua
Didaktik
setelah memasuki tanah Perjanjian
Samuel
Pendidikan agama diteruskan
ketika masuk tanah perjanjian, misalnya pada zaman Para Hakim, di mana muncul
seorang pemimpin dan guru yang besar, ialah Samuel, dan kepada tokoh-tokoh para
nabi, baik yang bekerja di masa raja-raja pertama, maupun yang tampil ke muka
dengan khotbahnya yang berapi-api itu sewaktu raja-raja berikutnya. Tentu saja
mereka sekalian mengajarkan Firman Tuhan dengan rajin dan setia supaya umat
Israel kembali kepada sumber-sumber keselamatan.
Ø
Pendidikan
Agama juga dilaksanakan oleh imam-imam dalam Bait Suci. Mereka yang menerangkan
serta memelihara undang-undang mengenai kebaktian. Mereka juga yang mengajarkan
hukum-hukum tentang kebersihan dan kesehatan, makanan pantangan dan perhubungan
kelamin, dan banyak hukum lagi, yang harus diketahui dan dituruti oleh umat.
Ø
Tiap-tiap
keturunan orang Israel menyampaikan pula segala pengajaran dan peraturan itu
kepada keturunan yang berikut. Proses ini berlangsung terus beratus-ratus tahun
lamanya.
Ø
Dalam
PL betapa banyak hal yang beranegaragam selalu diajarkan kepada angkatan muda
dari kaum Israel itu. Ada hokum-hukum mengenai pembangunan rumah-rumah dan
mengenai system pengadilan; ada yang mengenai pakaian dan riba, perkawinan dan
perceraian nikah, pertanian dan peternakan, dan sebagainya. Tegasnya, rencana
pelajaran orang-orang Israel itu sangat luas dan teratur baik.
Ø
Di
Israel segala sesuatu harus saling membantu dan bekerja sama untuk mendidik
anak-anak dan orang dewasa agar menjadi anggota-anggota persekutuan agama itu,
yang sadar akan panggilannya dan dengan segenap hatinya ingin mengabdi kepada
Tuhan dalam segala gerak-gerik hidup mereka. Untuk itu juga dipergunakan
masa-masa raya yang memperingatkan kaum Israel akan peristiwa-peristiwa yang
besar yang dialami nenek moyang mereka zaman dulu, misalnya perayaan pesta
Paskah. Berhubung dengan hari-hari raya itu bapa-bapa menceritakan[3] kepada anak-anaknya tentang
segala pimpinan dan berkat Tuhan pada masa lampau, supaya menjadi pelajaran dan
penghiburan bagi mereka sekalian pada masa kini.
Ø
Seluruh
pendidikan itu bersifat agama: tak ada sebagian jugapun dari segala lapangan
hidup manusia yang tidak dipengaruhi dan dikuasai oleh agama. Pendidikan itu
mulai dalam masing-masing rumah tangga, dan diteruskan dalam
kebaktian-kebaktian umum dan di dalam pengajaran
tentang taurat Tuhan. Tuhan sendirilah yang merupakan pusat dan tujuan
segala pendidikan masyarakat bangsa Israel.
Ø
Nama-nama
tempat di daerah Palestina itupun sering mengajarkan kepada orang Israel
tentang pentingnya agama. Misalnya arti gunung-gunung Ebal dan Gerizim. Setelah
masuk tanah Kanaan, maka atas perintah Tuhan dari puncak gunung Ebal itu
dibacakan kutuk-kutuk bagi segala orang yang tidak taat kepada pimpinan Tuhan
dan Taurat-Nya, dan dari atas gunung Gerizim diserukan berkat-berkat yang dijanjikan kepada sekalian
rakyat yang mau mengabdi kepada Tuhan.
Dengan demikian, setiap kali orang Israel kemudian melalui lembah antara
kedua gunung itu, mereka diingatkan akan keharusan bagi manusia untuk memilih
antara melawan atau menaati Tuhan, menolak atau mengaku kuasa Tuhan atas hidup
manusia (bnd. Ul. 11:29; 27:1-26. Yos. 8:30-35)
Pada masa Pembuangan ke Babel:
Ø
Selama
masa pembuangan ke Babel, kaum Yahudi makin lama makin sadar akan amanat dan
panggilannya. Para katib mereka banyak mencurahkan perhatian kepada kitab-kitab
suci bangsanya. Dibangunlah rumah-rumah sembahyang dan sekolah-sekolah agama,
tempat diajarkannya kepada jemaat Yahudi itu segala tradisi agama yang telah
diserahkan nenek moyangnya berabad-abad lamanya.
Ø
Setelah
kembali ke tanah kanaan (tanah air): pembacaan Taurat mulai memegang peranan
yang amat penting di pusat hidup keagamaan mereka. Ilmu ketuhanan
bertambah-tambah diutamakan; banyak sarja Yahudi yang menyelidiki dan
menafsirkan kitab-kitab suci dengan teliti. Sekolah-sekolah dan mazhab-mazhab
rabbi yang masyur itu mulai muncul, berkembang dan berkuasa.
Ø
Pada
zaman Tuhan Yesus pengajaran agama kaum Yahudi sudah sangat berkurang mutu
rohaninya. Penyelidikan dan pengajaran tentang taurat telah bersifat formal dan
kaku. Huruf hukum-hukum itu terlampau diutamakan. Pengajaran agama mulai
menitik beratkan derajat tinggi kaum Yahudi secara bangsa dan jenis manusia.
Jiwa taurat telah menang atas sifat rohani dari agama Israel semula. Katib-kati
bersifat congkak. Tetapi kendatipun demikian, pendidikan agama kaum Yahudi itu
tetap merupakan dasar dan latar belakang bagi pendidikan agama Kristen di
kemudian hari.
2.
Didaktik Gereja
Didaktik, khususnya didaktik
agama muncul kapan? Apakah sejak dimulainya sekolah modern atau sebelum
dikembangkan sekolah modern sudah ada kegiatan mengajar?
Perjanjian Baru
Tuhan Yesus: Dia
memiliki jabatan penebus, dan pembebas dan Guru Yang Agung
Ø Yesus sebagai Guru Agung:
Keahlian-Nya
sebagai seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka
menyebut Dia “Rabi”. Ini tentu suatu gelar kehormatan, yang menyatakan betapa
Ia disegani dan dikagumi oleh orang sebangsanya selaku seorang pengajar yang
mahir dalam segala soal ilmu ketuhanan. Sebab Ia mengajar mereka “sebagai orang
yang berkuasa, tidak seperli ahli-ahli Taurat yang biasa mengajar mereka (Mat.
7:29)
Yesus
mengajar di mana saja: di atas bukit, dari dalam perahu, disisi orang sakit, di
tepi sumur, di rumah yang sederhana dan di rumah orang kaya, di depan
pembesar-pembesar agama dan pemerintah, bahkan sampai di kayu Salib.
Tuhan
Yesus pada waktu mengajar tidak sekolah atau gedung yang tertentu sebagaimana
perkembangan sekarang.
Waktu
mengajar: Siang-malam, pada setiap saat. Ia bersedia menerangkan jalan
keselamatan dan Kerajaan Sorga yang telah dating itu kepada siapa saja yang
ingin belajar kepada-Nya.
Cara mengajar:
Biasanya
Tuhan Yesus tidak membentangkan sesuatu ajaran dengan menyuruh orang yang mempercayainya
itu, tetapi Ia menolong orang yang diajar untuk berpikir sendiri dan menarik
kesimpulannya sendiri dari apa yang telah dijelaskan-Nya kepada mereka
(Cornelis Vantil memakai gaya mengajar demikian).
Yesus
memakai banyak metode dalam mengajar (Metode mengajar). Adakalanya Tuhan Yesus
memakai metode: bercerita, sering memakai perumpamaan-perumpamaan, sering
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang kemudian menjadi bahan pengajaran-Nya.
Paulus.
Rasul
Paulus juga seorang guru yang ulung. Ia benar-benar tokoh penting di lapangan
pendidikan agama. Paulus sendiri dididik untuk menjadi seorang rabbi.
bagi bangsanya. Ia mahir dalam pengetahuan
akan Taurat dan ia dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama Yahudi.
Ia
mengajar orang Yahudi dan kaum kafir
Paulus
mengajar di rumah-rumah tempat ia menumpang, di gedung-gedung yang istimewa, di
lorong-lorong kota atau di padang-padang, di atas kapal dan dalam bengkelnya,
di pasar dan dalam kumpulan kaum filsuf. Isi pengajarannya yaitu tentang Juru
Selamat. Ia mengajar melalui surat-surat kirimannya. Surat-surat Paulus
merupakan pengajaran yang tidak ternilai harganya bagi sekalian orang Kristen
Jemaat yang
mula-mula
Sejak
berdirinya, jemaat mula-mula menjunjung pengajaran Agama (pengajaran rohani).
Mereka masih berpaut pada pengajaran Agama Yahudi, tetapi dalam perkembangan
selanjutnya mereka membentuk persekutuan tersendiri. Dalam perkumpulan itu
mereka berdoa, membicarakan tentang pengajaran dan perbuatan-perbuatan Tuhan
Yesus, makan sehidangan dan merayakan Perjamuan Kudus. Sejak turunnya Roh Kudus
atas mereka, mereka menjadi Israel baru. Mereka mulai berkhotbah dan mengajar,
akibatnya orang bertobat dan bergabung dengan mereka. Orang-orang yang bertobat
itu didik dengan seksama (Homrighausen, 2005:8)
5.
Teori Umum tentang Didaktik
Ø Pengertian Didaktik
Beberapa
pengertian
Didaktik berasal
dari bahasa Yunani didaskein yang
berarti pengajaran dan didaktikos berarti pandai mengajar
Berdasarkan
definisi ini, Nasution merumuskan prinsip didaktik yang meliputi: motivasi,
aktivitas, peragaan, induvidualitas, apersepsi, lingkungan, korelasi, dan
konsentrasi atau integrasi.
Istilah didaktik
berasal dari kata didasco, didaskein, artinya saya mengajar atau jalan
pengajaran atau ilmu tentang mengajar dan belajar.
Dikdatik metodik,
dari bahasa Yunani:
didáskein yang berarti mengajar, adalah suatu metoda pembelajaran yang mengikuti pendekatan ilmiah atau gaya pendidikan yang konsisten untuk berhubungan dengan pikiran peserta
didik. Metoda pembelajaran didaktik
sering dibedakan dengan dialektik[6] atau metode Socrates;
istilah ini juga sering merujuk pada suatu metoda didaktik tertentu seperti didaktik
konstruktivistik.
Didaktik adalah teori pembelajaran dan, dalam arti luas, teori dan praktek penerapan
pembelajaran dan belajar.
Didaktik metodik merupakan disiplin ilmiah yang berupaya menjawab pertanyaan
tentang bagaimana pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
dapat diajarkan oleh guru
kepada siswa. Disiplin tersebut diajarkan pada pendidikan pra jabatan untuk
guru di tingkat perguruan tinggi
mulai jenjang sarjana
sampai tingkat doktoral[7].
Ø Penggunaan
Istilah didaktik di Indonesia dan Pembatasan Didaktik
Kata didaktik
tidak asing lagi di dalam dunia pendidikan formal di Indonesia, walaupun kata
didaktik bukanlah bahasa Indonesia tetapi kata didaktik berasal dari bahasa
Yunani. Para guru, baik guru umum maupun guru agama di Indonesia sudah terbiasa
menggunakan kata didaktik untuk menunjuk pada bidang ilmu mandiri dalam
disiplin ilmu pendidikan yang khusus
membicarakan secara ilmiah perihal mengajar. Penggunaan kata didaktik awalnya
dipergunakan di Eropa, masuk ke Inodesia
melalui pendidik dari Belanda yang
bekerja pada zaman VOC dan Belanda, selanjutnya istilah itu dipakai sampai
sekarang[8].
Di Amerika dan Negara-negara yang mempergunakan bahasa
Inggris tidak memakai kata didaktik untuk ilmu mengajar, kata yang dipakai
adalah teaching (mengajar), curriculum (rencana pengajaran), dan audio visual
aids (alat bantu pengajaran). Ada pula istilah lain yaitu micro teaching dan
macro teaching.
Selain istilah-istilah
di atas yang sangat berhubungan dengan mengajar, ada pula istilah lain yaitu
learning untuk perbuatan belajar murid.
Perbauatan belajar erat sekali hubungannya dengan perbuatan mengajar. Karena
itu teaching dan learning satu sama lain saling berkaitan dan saling menunjang.
Demikian pula masalah kurikulum dan audio visual aids satu sama lain tidak bisa
dilepaskan.
Kalau kita tetap
menggunakan istilah didaktik, ini tidak berarti bahwa kita melepaskan atau
menyampingkan begitu saja hal-hal yang berkenaan dengan masalah kurikulum,
learning, dan audio visual aids. Sehingga didaktik itu sendiri kemudian menjadi
landasan berpijak yang kuat dari ilmu kurikulum learning dan audio visual aids
itu[9].
Beberapa istilah
yang kita kenal di Indonesia berkenaan dengan didaktik adalah sbb:
Ø Proses belajar
mengajar
Ø Micro teaching
Ø Macro teaching
Ø dll
Ø Fungsi Didaktik
Ada
dua fungsi didaktik, yaitu
1.
Fungsi
Didaktik dari Segi Ilmu
Ø Memperkaya ilmu
pendidikan: Didaktik awalnya merupakan cabang dari ilmu pendidikan namun dalam
perkembangannya berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu yang berguna dalam
pengajaran di sekolah.
Ø Mendorong
kemajuan pengajaran
Ø Memberikan
bahan-bahan yang lebih lengkap bagi ilmu pendidikan
Ø Menolong guru
dalam mendaratkan pengajaran secara baik
Ø Mempunyai
hubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi dll
Ø Bahan ilmu
didaktik memperkaya bahan-bahan yang diperlukan ilmu-ilmu lain
Ø Menjadi ilmu
alat/media untuk menyampaikan ilmu itu kepada peserta didik, khususnya di
lembaga pendidikan guru.
2.
Fungsi
Didaktik dari segi alat/media
Ø Berfungsi dalam
komunikasi dan interaksi social akan bertambah lancer apabila individu-individu
yang berkomunikasi dan berinteraksi itu mampu melakukannya secara baik dan
efektif. Contoh, hubungan percakapan antara dua orang akan lebih bergairah
apabila orang-orang itu menguasai teknik berbicara yang baik, cara bicara yang
didaktis, film yang mempunyai scope dan sequence yang baik akan lebih menarik
para penontonnya, lebih berhasil apabila pelatihannya memahami dengan baik ilmu
didaktik bagi kemajuan masyarakat sangat besar artinya.
Ø Perkembangan
budaya memerlukan ilmu didaktik. Penyajian seni-seni kreasi budaya kepada
khalayak akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh para penontonnya, apabila penyajian
itu dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk didaktik. Penampilan pameran,
wayang golek, sandiwara, drama, dan lain-lain
akan lebih menarik apabila disusun menurut saran-saran didaktis.
Semuanya membutuhkan petunjuk-petunjuk didaktis yang tepat.
Ø Manfaat Didaktik
1.
Guru/Pendidik
Multi
fungsi : tidak hanya bermanfaat bagi guru di sekolah saja tetapi juga digunakan
di mana-mana (ilmu didaktik dapat digunakan di mana-mana)
2.
Masyarakat
3.
Lembaga
dan badan-badan perusahan
4.
Lembaga
pemerintahan
5.
Lembaga
pembangunan
6.
Lembaga
pedesaan
7.
Kemeliteran
8.
Lembaga
Agama
9.
Kursus-kursus
10.
Dll
Jadi,
guru yang baik, bukan saja harus menguasai spesialisasi ilmunya, akan tetapi
harus mengenal proses belajar manusia, cara-cara mengajar, penggunaan alat-alat
peraga, tehnik penilaian, dan sebagainya. Ini berarti ang pendidik harus menguasai
ilmu yang menjadi bahan pelajaran (ilmu yang dikuasainya) dan ilmu didaktik
sebagai ilmu tentang cara
mengajarkannya/ilmu cara pemyampaian). Guru yang hanya menguasai bidang
ilmunya saja belum tentu mampu membuat murid-muridnya mudah memahami
pelajarannya. Dan sebaliknya, guru hanya menguasai ilmu didaktik saja, belum
tentu dapat menjadi guru yang baik. Tetapi guru yang baik sudah jelas harus
menguasai ilmu didaktik secara baik pula.
Di
dalam masyarakat, ilmu didaktik sangat banyak digunakan orang, kendatipun
mungkin mereka tidak menyadari bahwa yang digunakannya itu adalah didaktik.
Misalnya, seorang lurah memberikan penjelasan kepada , masyarakat desa tentang
Bimas, Ipeda, Keluarga Berencana, PKK dll. Ia
harus memberikan ceramahnya sedemikian rupa agar masyarakat pedesaan
mudah memahami isi ceramah itu. Usaha demikian sudah termasuk usaha yang
bersifat didaktis.
Para
ahli penyuluh rumah memberikan pengarahan kepada masyarakat, tentu akan lebih
mudah diterima oleh masyarakat itu kalau dia menjelaskan secara didaktis,
manajer perusahan mengajar bawahannya dengan baik agar bawahannya itu menguasai
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan oleh perusahan itu. Persatuan pemuda
mengadakan studi tur ke berbagai objek wisata untuk mencari pengalaman
cara-cara berkemah. Pemerintah mengadakan pertemuan sehingga terjadi diskusi
hangat tentang suatu masalah, peragaan dalam keamanan atau latihan peragaan di
mana digunakan alat-alat peraga, seperti peta, bak pasir dan sebagainya.
Semuanya berlangsung dalam asas-asas dan metode yang dipelajari dalam didaktik.
Singkatnya semua kelompok masyarakat membutuhkan didaktik. Lanjut hal. 12
Kata Kunci:
Didaktik
memiliki multi fungsi yaitu ilmu didaktik tidak hanya bermanfaat bagi guru di
sekolah saja tetapi juga digunakan di mana-mana (ilmu didaktik dapat digunakan
di mana-mana)
Didaktik
itu sangat berguna karena
a.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang membuat perencanaan
b.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat tujuan-tujuan yang
diinginkan
c.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan pengalaman dan
pengetahuan dengan cara-cara yang efektif.
d.
Didaktik
member petunjuk tentang cara-cara
mempelajari sesuatu dengan berhasil
e.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan penilaian secara efektif
f.
Didaktik
member petunjuk tentang bagaimana cara
membuat suatu program yang sistematis.
g.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan pengumpulan informasi
yang diperlukan.
h.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan peragaan atau cara
menggunakan audio visual aids
i.
Didaktik
memberikan petunjuk tentang bagaimana cara masyarakat memanfaatkan lingkungan
social, ekonomi, budaya dll
j.
Didaktik
member petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan petunjuk seni budaya
k.
Didaktik
member petunjuk tentang bagaimana cara
berkomunikasi dan berinteraksi dalam masyarakat
l.
Didaktik
member petunjuk tentang apa yang perlu
dilakukan oleh masyarakat dan orang tua guna membantu berhasilnya pekerjaan
sekolah. (Hamalik, 2009:12)
Ø Objek Didaktik
Objek
didaktik adalah situasi pengajaran dengan komponen-komponen yang ada
didalamnya. Situasi pengajaran adalah suatu kondisi atau keadaan tertentu di
mana terjadi atau berlangsungnya proses belajar-mengajar dan didalamnya
terdapat sejumlah unsure/komponen factor-faktor pengajaran.
Situasi
pengajaran yang dimaksud di atas seperti: hubungan guru/pendidik dengan peserta
didik, situasi pengajaran yang berubah karena factor pribadi guru, kebutuhan
anak, kebutuhan masyarakat, tujuan, bahan, alat yang dipakai, dan factor-faktor
lain yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan kegiatan pengajaran[10].
Ø Pembagian Didaktik
Didaktik
dibagi atas didaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik khusus dibagi lagi
menjadi metodik dan rencana pengajaran. Metodik juga dibagi lagi menjadi
metodik umum dan metodik khusus.
Didaktik
umum membicarakan tentang asas-asas mengajar seperti: apersepsi, motivasi,
aktivitas, peragaan, dan sebagainya. Metodik umum membicarakan tentang berbagai
cara mengajar yang efektif, seperti memberitahukan, bercerita dll. Metodik
khusus membicarakan tentang metode-metode mengajar untuk tiap mata pelajaran,
seperti metodik ilmu hitung, metodik membaca, metodik ilmu bumi, metode ilmu
sejarah gereja, metode pengajaran Bahasa Ibrani dan Yunani, dll. Setiap
pelajaran atau mata kuliah memiliki metodiknya sendiri-sendiri[11].
Dalam
perkembangan selanjutnya, ilmu didaktik meliputi studi yang luas dalam
bidang-bidang sbb:
Prinsip-prinsip
mengajar (basic principles of teaching)
Teori
dan prinsip-prinsip belajar (Principle of learning activity dan theory of
learning). Didalamnya tercakup pula masalah diagnostic kesulitan belajar.
Metodologi
pengajaran (methods of teaching)
Metodik
khusus, cara mengajar berbagai mata pelajaran
Perencanaan
pengajaran (segmen dari studi pengembangan kurikulum)
Media
pengajaran (audio visual aids), sekarang berkembang menjadi teknologi
pendidikan.
Jadi
didaktik dapat dibagi menjadi didaktik umum dan khusus. Isi didaktik umum dan
khusus dapat dipaparkan sbb.
6.
Teori
Didaktik Umum: Memakai logi yang berbuah dari logi-logi di wilayah pernyataan
umum
Ø Pengertian
Mengajar
Ø Pengertian
Belajar
Ø Guru Yang Baik
Ø Seni Mengajar
dengan hati
Ø Memompa Tehnik
Pengajaran menjadi Guru Kaya
Ø Motivas Belajar
Ø Motivasi
berprestasi didaktik
Ø Kurikulum
Pendidikan
Ø Citra
Guru/Peranan Guru dalam didaktik
Ø Metode Mengajar
(Metodologi Pengajaran)
Ø Teori
Pembelajaran
Ø Media
Pembelajaran
Ø Psikologi
Pembelajaran
Ø Filsafat
Pendidikan
Ø Strategi Pembelajaran
Ø Disain
Pembelajaran (Disain Instruksional)
Ø Sosiologi
Pendidikan
Ø Antropologi
Pendidikan
Ø Taksonomi
Pendidikan
7.
Teori Didaktik Khusus
Ø Kurikulum Mata
Kuliah
Ø Metode Mengajar
Ø Media
Pembelajaran
Ø Deskripsi
Ø Silabus
Ø RPP
Ø Evaluasi
Ø Bahan Ajar
Ø Kontrak Pembelajaran
Ø Istilah-istilah
di dalam proses belajar-mengajar
Pembelajaran
Pengalaman
Belajar
Domain
Pembelajaran: Kognitif, Afektif, Psikomotorik
Sumber-sumber
pembelajaran
Warga
Pembelajaran
Peserta
didik
Taksonomi
Benyamin Bloom
dll
Sistem penilaian:
Tugas Awal : 20 %
Tugas Akhir : 30 %
Praktik Didaktik : 50 %
Daftra Pustaka:
1. Robert R.
Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan
Praktek Pendidikan Agama
Kristen dari
Plato sampai Ignatius de Loyola. Jakarta : BPK, 2002
2. Robert R.
Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan
Praktek Pendidikan Agama
Kristen dari Yohanes Amos Comenius
sampai Perkembangan PAK di
Indonesia. Jakarta : BPK,
1997
3.
E.G.Homrighausen,
I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen.
Jakarta : BPK, 2005
4.
Andar
Ismael, Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta : BPK,
5.
Iris
V. Cully, Dinamika Pendidikan Agama Kristen. Jakarta : BPK, 1995
6.
Eli
Tanya, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen. Cipanas : STT Cipanas, 1999
7.
Tidwel,
Pelayanan Kependidikan Gereja. Semarang : STTBI
8.
Divisi
PAK STBI, Mengajarkan Pesan-pesan Tuhan. Semarang : STTBI
9.
S.
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara, 2004
10. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi
Aksara, 2009
11. M.Firdaus
Zarkasi, Belajar Cepat dengan diskusi
Metode Pengajaran Efetif di Kelas.
Surabaya : Indah, t.th.
12. W. James Popham,
Eva L. Baker, Tehnik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka
Cipta, 2005
13. W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Grasindo, 2004
14. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara, 2008
15. Hamsah B. Uno,
Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara, 2006
16. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru. Bandung : Rosdakarya, 2006
17. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2006
18. M. Atwi
Suparman, Desain Instruksional.
Jakarta : Pusat Antar Universitas, 2001
19. Dani Ronnie M, Seni Mengajar dengan Hati. Jakarta :
ElekMedia Komputindo, 2005
20. Amir Tengku
Ramly dan Erlin Trisyulianti, Memompa
Tehnik Pengajaran Menjadi Guru Kaya. Tangerang : Kawan Pustaka, 2006
21. Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Tehnologi
Pendidikan. Jakarta : Pustekomdiknas, 2004
22. H. Baharudin dan
Esa Nur Wayuni, Teori Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta : Ar Ruz
Media, 2008.
23. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta : Rineka Cipta, 2004
24. Yonas Muanley, Bahan Ajar Kurikulum PAK : Kurikulum di
dalam Alkitab dan Alkitab di dalam Kurikulum.
[1] http://sabda.org/sabdaweb/search/?p=mengajar&s=on
[2] Ayat-ayat Alkitab dari LAI,
sedang sistematisasi pencarian kata-kata yang berhubungan dengan mengajar
diambil dari sumber: http://sabda.org/sabdaweb/search/?p=Yesus+mengajar&s=on
[3]
Masuk metode yaitu metode cerita.
[4] S. Nasution. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta :
Bumi Aksara), hlm. 1
[5] Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar Jakarta : Bumi
Aksara), hlm. 8
[6] Metode mengajar dengan gaya
Tanya jawab
[9] Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Bumi
Aksara), hlm.8
[10]
Umar Hamalik, hlm. 15
[11]
Ibid, hlm. 20-21
21.41 | Label: didaktik kristen | 1 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Recent Posts
PHOTO GALLERY
Download
BAN
Blogger Tricks
Blogger Themes
Popular post
-
BAHAN AJAR DIDAKTIK KRISTEN Materi ini telah saya sampaikan di Program Magister Divinity Standar Kompetensi : Mampu menerapkan ...
-
Yesus Berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Ayat ini dapat disebut sebagai proklamasi tujua...
-
Pengertian belajar dalam bahasan ini akan dilihat dalam beberapa pandangan para ahli pendidikan: Pertama, menurut Ad. Rooijakkers [...
-
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran, dan variable-variabel yang mempengaruhi efektivit...
-
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian manusia. Dalam perkembangannya, psikologi telah berpengaruh dalam berbagai disiplin ilm...
-
Menurut Driyakara, pendidikan merupakan usaha memanusiakan manusia muda. [1] Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang memungkinkannya...
-
Efektivitas juga dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu: (1) mengerjakan hal-hal yang benar, d...
-
Setiap pendidik Kristen memiliki dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan dalam dirinya untuk berprestasi dalam mengajar. Kemauan berpr...
-
Zaman Yesus dan zaman kini berbeda, teknologi pada zaman Yesus dengan teknologi pada zaman kini berbeda. Yesus pada waktu melaksanakan tug...
-
Berjuang menjadi publisher merupakan suatu kesukaan tersendiri. Malam ini kembali saya posting sebuah berita tentang dapat dollar melalui ...
About Me
- Yonas Muanley
Popcash
- Berjuang menjadi publisher popcashnet
- Contoh Abstraksi Penelitian Mahasiswa
- didaktik kristen
- Efektivitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
- Memanusiakan manusia muda
- Motivasi Berprestasi dalam Mengajar
- Pemanfaatan Free Weblog Sebagai Ragam Media Instruksional Pendidikan Kristen
- Pengertian Belajar Menurut aliran-aliran Psikologi
- Pengertian Belajar Menurut Rooijakkers dan Winkel
- Perumusan dan Penyampaian tujuan (Matius 4:19)
- Proses Pembelajaran