BLOG INI BERISI BUAH PEMIKIRAN TENTANG
IMAN KEPADA YESUS KRISTUS
Maka segala info yang berkait dengan
TIADA2.COM
diluar tanggungjawab pemilik blog.
Jadi info dalam blog ini
Untuk
IMAN KEPADA YESUS KRISTUS
TUHAN dan JURU SELAMAT
Sample Text
Perumusan dan Penyampaian tujuan (Matius 4:19)
Yesus Berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan
kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Ayat ini dapat disebut sebagai proklamasi
tujuan atau dalam pendekatan kurikulum berbasis kompetensi maka Yesus
merumuskan standar kompetensi (kemampuan) yang akan dicapai oleh
murid-murid-Nya setelah murid-murid menerima sejumlah pengajaran dari
Yeus. Yesus menyampaikan tujuan-Nya
kepada murid-murid yang dipanggil. Yesus dan murid-murid-Nya bekerja untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu penjala manusia (menyelamatkan manusia berdosa).
Matius menulis salah satu kegiatan Yesus, yaitu memanggil empat (4) nelayan
untuk menjadi murid-Nya. Kata “mari” merupakan sebuah ajakan dari Yesus kepada dua nelayan pertama untuk
menjadi murid-Nya, pengertian ini diperkuat oleh kata “ikutlah Aku” yang oleh
Stefan Leks, kata :ikutilah Aku” memiliki maksud seati dengan “berjalanlah di
belakangku”. Kemudian dalam kebudayaan Yudaisme pada abad I, kata “mengikuti”
lazimnya diterapkan pada para murid yang menghormati, taat dan melayani (dengan
berbagai cara) para rabi yang menjadi guru mereka. Matius menerapkan kata
“ikutlah Aku” pada murid Yesus tetapi mengubah maknanya, yaitu: (1) bukan murid
yang memilih gurunya. Panggilan datang dari Yesus dan biasanya ditanggapi
dengan ketaatan langsung (bnd. Mat. 4:22; 9:9). (2) Para murid mengikuti Yesus
bukan hanya sebagai pendengar melainkan sebagai rekan kerja, saksi-saksi
Kerajaan Allah, pekerja dalam panenannya (bnd. Mat. 10:1-27). Para murid Yesus
tidak hanya memiliki persekutuan yang erat dengan Yesus tetapi terutama kepada
pribadi Yesus. (3) Matius menegaskan bahwa orang banyak mengikuti Yesus karena
menemukan dalam diri Yesus seorang guru yang tidak dapat ditemukan dalam
kalangan para rabi yang bertugas di sinagoge-sinagoge (bnd. Mat. 4:25; 8:1;
12:15; 14:13). (4) yesus mengkritik cara mengikuti Yesus yaitu mengikuti Yesus
sebagai guru saja sementara mngikuti Yesus jauh lebih dari sekedar kagum Yesus
sebagai guru, tetapi siap memikul salib. Dengan kata lain mengikuti Yesus
searti dengan memikul salib Yesus (bnd. Mat. 16:24).[1]
Dalam pedoman penafsiran Alkitab Injil Matius, kata “Mari, ikutlah
Aku” merupakan panggilan Yesus kepada empat murid pertama. Keempat nelayan itu
mendapat panggilan yang bersifat ajakan untuk menjadi murid Yesus. Praktik
Yesus sangat berbeda dengan rabi-rabi atau guru agama Yahudi zaman itu, yaitu
rabi-rabi Yahudi mempunyai murid yang pergi dengan mereka. Mudir-murid guru
agama Yahudi mengamati perbuatan dan mendengarkan perkataan sang guru pada
setiap kesempatan, tujuannya agar kelak nanti murid-murid itu akan melakukan
hal yang sama dengan gurunya. Itulah yang menjadi tanggungjawab murid-murid
Yesus kepada-Nya. Dalam sumber yang sama disebutkan bahwa: arti kata “mari
ikutlah Aku” dalam beberapa terjemahan lain serati dengan “Mari, jadilah
murid-Ku”, atau “Mari, jadilah pengikut-Ku”. Kadang-kadang kata “ikut” dapat
berarti “berjalan di belakang”. Terjemahan berjalan di belakang tidak dapat
diartikan bahwa demikianlah maksud Yesus, yaitu hanya sebatas berjalan di
belakang. Namun yang jelas bahwa dalam Perjanjian Baru, kata “mengikuti”
diperluas artinya yaitu “mengikuti sebagai murid” Contoh perluasan arti kata
“mengikuti sebagai murid”: Yohanes 1:40, 43, dalam dua ayat ini, penekanannya
pada arti yang diperluas yaitu “menjadi
murid”. Jadi, “mengikuti” dalam Matius 4:19 sebaiknya
diterjemahkan: “Mereka menjadi murid-Nya”, “mereka menjadi pengikut-Nya” atau
“mereka pergi bersama-Nya. Berdasarkan penjelasan ini maka ada usulan bahwa
Matius 4:21 dapat diterjemahkan sebagai berikut: “Pada saat itu juga mereka
meninggalkan apa yang mereka sedang kerjakan pada jala mereka dan menjadi
pengikut-pengikut-Nya atau murid-murid-Nya.[2]
Menurut Matthew Henry, Frasa “kamu akan Kujadikan penjala manusia”
dalam Matius 4:19 merupakan tujuan Yesus memanggil murid-murid-Nya. Tafsiran
ini menjadi sesuatu yang penting karena apapun kegiatan, hendaklah memiliki
sebuah tujuan. Ini berarti tujuan Yesus Kristus bagi empat nelayan pertama
dalam fersi Matius yaitu “kamu akan Ku-jadikan penjala manusia”. Ungkapan
penjala manusia adalah istilah kiasan. Suatu kebiasaan Yesus dalam kegiatan
mengajar adalah menggunakan kiasan-kiasan untuk menyampaikan hal-hal rohani dan
sorgawi. Kiasan-kiasan itu berasal dari hal-hal biasa yang umum terjadi, dan
Yesus menangkap dan memakainya.[3]
Apa arti menjadi penjala manusia. Istilah “penjala manusia” merupakan kata
kiasan untuk menunjuk pada maksud Yesus bagi murid-murid dalam hal sebuah
kehormatan yang baru ditetapkan Yesus Kristus kepada mereka (status
baru/pekerjaan baru/pelayanan baru).[4]
[1] Stefan Leks, Tafsir
Sinoptik, Tafsir Injil Matius (Yogyakarta : Kanisius, 2002), 107-110
[2] M.K. Sembiring, dkk (Tim
Editor Edisi Kedua), Pedoman Penafsiran
Alkitab Injil Matius Edisi Kedua (Jakarta : LAI, dan Yayasan Karunia Bakti
Budaya Indonesia, 2008), 86-88
[3] Matthew Henry, Injil Matius 1-14 (Surabaya : Momentum, 2007), 138
[4] Ibid
10.15
|
Label:
Perumusan dan Penyampaian tujuan (Matius 4:19)
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Recent Posts
PHOTO GALLERY
Download
BAN
Blogger Tricks
Blogger Themes
Popular post
-
BAHAN AJAR DIDAKTIK KRISTEN Materi ini telah saya sampaikan di Program Magister Divinity Standar Kompetensi : Mampu menerapkan ...
-
Yesus Berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Ayat ini dapat disebut sebagai proklamasi tujua...
-
Pengertian belajar dalam bahasan ini akan dilihat dalam beberapa pandangan para ahli pendidikan: Pertama, menurut Ad. Rooijakkers [...
-
Berjuang menjadi publisher merupakan suatu kesukaan tersendiri. Malam ini kembali saya posting sebuah berita tentang dapat dollar melalui ...
-
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran, dan variable-variabel yang mempengaruhi efektivit...
-
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian manusia. Dalam perkembangannya, psikologi telah berpengaruh dalam berbagai disiplin ilm...
-
Menurut Driyakara, pendidikan merupakan usaha memanusiakan manusia muda. [1] Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang memungkinkannya...
-
Setiap pendidik Kristen memiliki dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan dalam dirinya untuk berprestasi dalam mengajar. Kemauan berpr...
-
Zaman Yesus dan zaman kini berbeda, teknologi pada zaman Yesus dengan teknologi pada zaman kini berbeda. Yesus pada waktu melaksanakan tug...
-
Efektivitas juga dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu: (1) mengerjakan hal-hal yang benar, d...
About Me
- Yonas Muanley
Blog Archive
-
▼
2016
(10)
-
▼
Maret
(10)
- Berjuang menjadi publisher popcashnet
- Efektivitas proses pembelajaran Pendidikan Agama K...
- Motivasi Berprestasi dalam Mengajar
- Pemanfaatan Free Weblog Sebagai Ragam Media Instru...
- Perumusan dan Penyampaian tujuan (Matius 4:19)
- Pengertian Belajar Menurut aliran-aliran Psikologi
- Pengertian Belajar Menurut Rooijakkers dan Winkel
- Contoh Abstraksi Penelitian Mahasiswa
- Driyakara: Memanusiakan manusia muda
- Proses Pembelajaran
-
▼
Maret
(10)
Popcash
- Berjuang menjadi publisher popcashnet
- Contoh Abstraksi Penelitian Mahasiswa
- didaktik kristen
- Efektivitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
- Memanusiakan manusia muda
- Motivasi Berprestasi dalam Mengajar
- Pemanfaatan Free Weblog Sebagai Ragam Media Instruksional Pendidikan Kristen
- Pengertian Belajar Menurut aliran-aliran Psikologi
- Pengertian Belajar Menurut Rooijakkers dan Winkel
- Perumusan dan Penyampaian tujuan (Matius 4:19)
- Proses Pembelajaran
0 komentar:
Posting Komentar